TEKNIK-TEKNIK PERBAIKAN KUALITAS DENGAN PENERAPAN SEVEN TOOLS (QUALITY TOOLS)

MAKALAH PENGENDALIAN KUALITAS
‘’ TEKNIK-TEKNIK PERBAIKAN KUALITAS DENGAN PENERAPAN SEVEN TOOLS (QUALITY TOOLS)
 
Di susun oleh :
KELOMPOK V

     ADE SULAEMAN :14101154250034
     GITA VANIA :14101154250015
     RAMA DHONA :14101154250057


        TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG
TAHUN AJARAN 2016/2017



KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pengendalian kualitas, Universitas Putra Indonesia YPTK padang
Dalam makalah ini dituliskan tentang 7 alat quality control ( 7 Quality Control tool ), yang sangat di butuhkan bagi sebuah organisasi atau perusahaan.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada:
Allah SWT, atas qudrat dan iradat-Nya makalah ini dapat diselesaikan
Orang tua yang telah memberiukan dukungan moril maupun materil
Semua temen-temen yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam menyusun makalah ini
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari banyak kesalahan dan kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan.
Semoga maklah ini sangat berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca unumnya.



BAB I
PENDAHUUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya kita harus paham, bahwa Quality adalah filosofi, pedoman dan salah satu komponen dalam bisnis yang harus dikedepankan untuk mencapai kesinambungan dan pertumbuhan  bisnis, ada banyak metode yang digunakan untuk meningkatan kualitas . Misalnya seperti QCC ( Quality Control Cicrle) atau membentuk gugus kendali mutu, metode DMAIC (Defeni-Measure-Analyze-Improve-Control), TQC (Toatal Quality Control), Quality Function Deployement (QFD) dengan House of Quality (HOQ) yang umum digunakan pada pengembangan produk, metode pengukuran kualitas layanan jasa model SERVQUAL dan lain sebgainya
Setiap metode perbaikan kualitas tentu ditunjang oleh alat-alat bantu yang disebut “Alat-alat Kualitas” atau “Quality Tools” QC Seven Tools adalah 7 (tujuh) alat dasar yang digunakan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh produksi, terutama  pada permasalahan yang berkaitan dengan kualitas (Mutu). 7 alat dasar QC ini pertama kali diperkenalkan oleh Kaoru Ishikawa pada tahun 1968. Ketujuh alat tersebut adalah Check Sheet, Control Chart, Cause and Effect Diagram, Pareto Diagram, Histogram, Scatter Diagram dan Stratification.
Alat bantu ini berasal dari berbagai displin keilmuan (tidak hanya engineering) ada yang lahir karena permasalahan ekonomi, ada juga yang lahir dari ranah sain murni, namun fungsi dan kegunaannya ternyata feasible dan capable untuk digunakan ke dalam implementasi dari metode-metode kualitas
Quality Tools memiliki fungsi untuk membantu dan mempermudah dalam menginterprestasi permasalahaan seputar kualitas ke dalam tampilan visual baik tabel maupun grafis, yang dari sanalah dapat dengan mudah diambil sebuah ide dan gagasan tentang langkah peningkatan kualitas selanjutnya. Penggunaan tools yang tepat sasaran tentunya akan memberikan hasil yang optimal. Maksudnya adalah fungsi dari kegunaannya sesuai dengan tujuan dari metode yang digunakaan input yang digunakan juga harus memadai, dalam hal ini valid dalam hal sumber, kuantitas, agar mampu memberikan hasil yang dapat mewakili permasalahhan kualitas pada kondisi nyata
1.2 Perumusan Masalah
Berikut perumusan masalah yang didapat dalam makalah ini adalah sebagai berikut
Teknik-teknik Perbaikan Kualitas ?
Pengertian Quality Tools beserta contohnya ?
Aplikasi Quality Tools bagi dunia Industri ?

1.3 Batsan Masalah
Adapun batasan masalh yang didapat didalam makalah ini adalah sebagai berikut
Kami membatasi masalah hanya pada bagaimana menerapkan salah satu metode seven tools
faktor-faktor penyebab terjadinya produk cacat dengan mengunakan pendekatan seven tools
Mengetahui fungsi pengaplikasian seven toolds bagi dunia industri










BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Defenisi dan Konsep Pengendalian Kualitas
Kualitas suatu produk sama halnya dengan derajat atau tingkatan dimana suatu produk mampu memuasakan keinginan pelanggan. Secara konsep pengendalian kualitas adalah Sistem veritifikasi dan penjagaan dari suatu derajaat/tingkataan kualitas produk/ proses yang di kenhendaki dengan perencanaan seksama, pemakaiaan peralatan yang sesuai, inspeksi terus-menerus dan tindakaan korektif bila diperlukaan.
2.2 Teknik-teknik Perbaikan Kualitas
Manajemen Kualitas seringkali disebut sebagai the problem solving, sehingga manajemen kualitas dapat menggunakan metodologi dalam problem solving tersebut untuk meengadakan perbaikan (Ridman dan Zachary, 1993). Ada berbagai teknik perbaikan kualitas yang dapat digunakan dalam organisasi, antara lain:
Diagram Pareto
Diagram pencar
box plots
histogram
run chart
peta multivariabel
lembar pengecekan (check sheet)
diagram grier
peta pengendali (control chart)
analisis matriks
time series
analisis kemampuan proses
diagram sebab akibat
stem-and-leaf plots

Masing-masing teknik tersebut mempunyai kegunaan yang dapat berdiri sendiri maupun saling membantu antar satu teknik dengan teknik yang lain.
2.3 Pengertian Quality Tools
Peningkatan kualitas produksi dan jasa dapat dilakukan dengan berbagai alat bantu dalam pengolahan data untuk peningkatan kualitas, dan 7 Tools merupakan alat bantu dalam memetakan masalah secara terstruktur, guna membantu kelancaran komunikasi pada tim kerja baik di suatu organisasi maupun perusahaan, salah satu yang menunjang terjadinya Quality tools adalah Pengendalian kualitas atau Quality Control, secara umum didefinisikan sebagai sebuah sistem yang digunakan untuk mencapai tingkatan kualitas yang diinginkan dari sebuah produk atau jasa. Quality control adalah kegiatan inspecting, testing dan grading dengan menggunakan statistik sebagai analisa data yang tepat sebagai jawaban untuk pembanding dan estimasi yang baik dan yang tidak baik dipisah-pisahkan (grading) untuk mencari mana yang dapat diterima (accept) dan mana yang ditolak.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan spesifikasi produk atau jasa sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Pengendalian kualitas ini dilakukan ketika proses pembuatan barang hingga selesai dan sampai barang tersebut berada ditangan konsumen sehingga diharapkan ketika produk itu sudah jadi maka produk tersebut sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
Keuntungan pengendalian kualitas bagi produk atau jasa antara lain:
Dapat melakukan perbaikan kualitas produk atau jasa.
Sistem secara kontinu dievaluasi dan dimodifikasi untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan yang berubah-ubah.
Meningkatkan produktivitas yang merupakan tujuan perusahaan.
Peningkatan produktivitas ini berarti penurunan scrap dan proses ulang.
Menurunkan biaya produksi.
Meningkatkan produktivitas dengan menurunkan leadtime pembuatan part atau subassemblies.

2.4  Tujuh Alat Quality Control ( 7 Quality Control Tools)
Ada banyak metode dan tools yang digunakan untuk melakukan pengendalian kualitas (Quality Control) statistik namun yang terkenal adalah dengan menggunakan Seven tools atau ada yang menyebutnya dengan seven magnificent tools yaitu menggunakan 

Tujuh Tools Kualitas (The Seven Tools of Quality) 
1. Diagram Pareto
2. Diagram Histogram
3. Lembar Pemeriksaan (Check Sheets)
4. Sebab & Akibat (Cause-and-Effect Diagram)
5. Diagram Pencar (Scatter Diagram) 
6. Bagan Aliran (Flow Chart)
7. Bagan Kendali Proses (Process Control Chart)
1. Diagram Pareto
Diagram Pareto diperkenalkan oleh seorang ahli yaitu Alfredo Pareto. Lahir pada  15 juli 1848 prancis adalah orang yang mengemukakan konsep Efesiensi pareto dan hukum pareto. Diagram Pareto ini merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu menemukan permasalahan yang terpenting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan (ranking terendah).
Selain itu, Diagram Pareto juga dapat digunakan untuk membandingkan kondisi proses, misalnya ketidaksesuaian proses, sebelum dan setelah diambil tindakan perbaikan terhadap proses.
Penyusunan Diagram Pareto Penyusunan Diagram Pareto meliputi enam langkah, yaitu:
Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya berdasarkan masalah, penyebab jenis ketidaksesuaian, dan sebagainya.
Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan karakteristik- karakteristik tersebut, misalnya rupiah, frekuensi, unit, dan sebagainya.
Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan.
Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari yaang terbesar hingga yang terkecil.
Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif yang digunakan.
Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan relatif masing- masing masalah. Mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapat perhatian
Berikut adalah contoh kasus yang ingin dicoba untuk dipetakan penyebabnya dengan menggunakan Diagram Pareto.
Hasil dari survey terhadap warga kota ABC dengan tingkat kegemukan melebihi Batas WBM(Weight Body Mass) menyimpulkan bahwa dari total responden 550 Wanita dan 250 pria, penyebab dari faktor kegemukan yang mereka alami adalah sebagai berikut
Aktivitas Kerja Padat (168 orang)
1. Komunikasi Lemak berlebih (113 orang)
2. Efek makanan siap saji (240)
3. Kurang latihan fisik (84 orang)
4. Efek sudah berumah tangga (65 orang0
5. Sulit melakukan diet ( 130 orang)
Dari data tersebut kemudian dibuat diagram pareto untuk penyebab masalah pada kasus ini :kegemukan” adalah masalah dimulai dari frekuensi terbesar hingga terkecil
Berikut contoh dari kasus Diagram Pareto
 

2. Histogram
Histogram menjelaskan variasi proses, namun belum mengurutkan rangking dari variasi terbesar sampai dengan yang terkecil. Histogram juga menunjukkan kemampuan proses, dan apabila memungkinkan, histogram dapat menunjukkan hubungan dengan spesifikasi proses dan angka-angka nominal, misalnya rata-rata..Dalam histogram, garis vertikal menunjukkan banyaknya observasi tiap-tiap kelas.
Langkah-langkah penyusunan histogram Menurut Mitra (1993), langkah penyusunan histogram adalah:
1. Menentukan batas-batas observasi: perbedaan antara nilai terbesar dan terkecil.
2. Memilih kelas-kelas atau sel-sel. Pedoman: banyaknya kelas = Ön, dengan n = banyaknya data,
3. Menentukan lebar kelas-kelas tersebut. Biasanya, semua kelas mempunyai lebar yang sama. Lebar kelas = range / banyak kelas.
4. Menentukan batas-batas kelas. Kelas-kelas tersebut tidak saling tumpang tindih.
5. Menggambar frekuensi histogram dan menyusun diagram batangnya.
Contoh kasus menghitung frekuensi data pada setiap interval data pengukuran diameter pipa.


Berikut contoh dari kasus Histogram

 

3. Lembar Pemeriksaan (Check Sheets)
Tujuan pembuatan lembar pengecekan adalah menjamin bahwa data dikumpulkan secara teliti dan akurat oleh karyawan operasional untuk diadakan pengendalian proses dan penyelesaian masalah. Data dalam lembar pengecekan tersebut nantinya akan digunakan dan dianalisis secara cepat dan mudah. Lembar pengecekan ini memiliki beberapa bentuk Kesalahan jumlah
Lemabar check sheet memiliki 2 tipe isian yang umum digunakan, yakni
Menggunakan Tanda Centang
Menggunakan Tanda Garis
Lembar check sheet dengan tanda centang digunakan untuk memastikan kualitas dari segi kualitas atau digunakan pada pengecekan data kualitas yang bersifat atribut adalah pengecekan atau penilaian kesesuaian data lapangan dengan data yang seharusnya, sedangkan tanda garis digunakan untuk memastikan kualitas pengamatan dengan cara kuantitatif dimana si penilai melakukan perhitungan atas objek yang sedang diamati.
Berikut contoh dari kasus menggunakan tanda centang
 

Berikut contoh dari kasus menggunakan tanda garis

 








4. Sebab & Akibat (Cause-and-Effect Diagram)
Menunjukkan hubungan antara suatu masalah dan kemungkinan penyebabnya • Dikembangkan oleh Kaoru Ishikawa (1953) Disebut juga – Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram)  atau Diagram Ishikawa
Diagram sebab-akibat
Keunggulan
Dengan menbuat diagram ini kita telah mempelajari sistem
Diagram ini menunjukkan pemahaman tentang tim pemecahan masalah
Diagram ini menghasilkan penemuan secara aktif tentang penyebab masalah
Diagram ini bisa memberi petunjuk untuk pengumpulan datanya
 Tujuan: mendapatkan hubungan antara suatu akibat dengan penyebabnya, Sangat baik hasilnya jika dibangun oleh suatu Tim • Alat ideal untuk Brainstorming (urun pendapat)  Perlu selalu dimodifikasi
Untuk menyusun kerangkanya harus diingat:
Untuk industri barang - 4 M üman, method, machine, material • Untuk industri jasa: üequipment, policies, procedures, people


Berikut contoh dari kasus Sebab & Akibat (Cause-and-Effect Diagram)

 
5 Diagram Pencar (Scatter Diagram) 
Scatter diagram merupakan cara yang paling sederhana untuk menentukan hubungan antara sebab dan akibat dari dua variabel.
Langkahlangkah penyusunan:
1. Data dikumpulkan dalam bentuk pasangan titik (x, y). Dari titik-titik tersebut dapat diketahui hubungan antara variabel x dan variabel y, apakah terjadi hubungan positif atau negatif
2. Mengidentifikasi hubungan antar dua variabel
3. Memperagakan secara graphis dua kumpulan data
4. Menyatakan derajat hubungan, tetapi harus hati-hati dalam menggunakannya

Contoh Diagram Pencar
Kesalahan ketik yang dipengaruhi oleh penundaan
Tingkat kecelakaan kerja dan waktu lembur
Kerusakan mesin dan frekuensi perawatan



 

Prosedur Membuat Diagram Pencar
1. Hipotesiskan hubungan yang akan dipelajari
2. Tentukan ukuran sampel yang tepat
3. Penyebab diperagakan sebagai X dan hasil sebagai Y
4. Tentukan nilai Max dan Min tiap sumbu
5. Plot data pada bagan
Petunjuk Penggunaan Diagram Pencar ,Diagram pencar menampilkan pola berbeda yang harus ditafsirkan

 


6. Flowchart (Diagram Alir)
Tools yang menggambarkan suatu proses barang atau jasa secara detail sehingga kita bisa menganalisis bagian dari proses.
Konspe Flowchart
Perbaikan terhadap “proses” merupakan bagian penting dalam terjaminnya kualitas
Pertama-tama pahamilah proses itu
Flow chart adalah cara terbaik untuk memahami proses
Tidak ada cara yang khas untuk menggambarkan flow chart
Kita membuat flow chart agar dapat memahami proses
Partisipasi kelompok amat mendukung
Diperlukan cukup waktu untuk membuat diagram ini
Banyak pertanyaan yang harus dijawab
Data seharusnya menggambarkan keadaan yang menyeluruh

Manfaat Flowcharts
1. Untuk memahami proses
2. Mengidentifikasi perbaikan yang mungkin dapat dilakukan
3. Membantu pekerja untuk mengetahui, dimana posisi mereka di dalam proses
4. Membangkitkan dukungan melalui partisipasi

Berikut contoh dari kasus dalam flow chart
 





Berikut contoh proses simbol yang digunakan dalam flow chart
 

7. Peta Kendali ( Control Chart )
Peta kontrol itu untuk mengtahui data tingkatan kualitas produk terhadap kecacatan produk terhadap waktu yang ada. tujuannya untuk mendapatkan keseragaman kualitas sehingga jika terjadi peningkatan grafik (jumlah cacat lebih) maka perlu dilakukan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement). Control chart (Peta Kendali) merupakan salah satu dari alat dari QC 7 tools yang berbentuk grafik dan dipergunakan untuk memonitor/memantau stabilitas dari suatu proses serta mempelajari perubahan proses dari waktu ke waktu. Control Chart ini memiliki Upper Line (garis atas) untuk Upper Control Limit (Batas Kontrol tertinggi), Lower Line (garis bawah) untuk Lower control limit (Batas control terendah)  dan Central Line (garis tengah) untuk Rata-rata (Average).
Dikembangkan pertama kali oleh Shewhart
Menyediakan suatu deteksi dini terhadap ketaknormalan proses
Membedakan suatu kondisi pengecualian dari kondisi rutin
Memperlihatkan keragaman tak normal vs. keragaman acak
Membantu operator dalam menentukan kapan suatu perbaikan/koreksi (adjustment) diperlukan Process Control C

Berikut contoh dari kasus Sebab Peta Kendali ( Control Chart )
 
Jenis-jenis Bagan Kendali
Variabel –X bar – R – S – Delta
Atribut
–p – np – c – U
Penggunaan suatu Jenis Bagan Kendali
1. Untuk mengendalikan proporsi cacat (p-chart) •
2. Untuk mengendalikan jumlah cacat (np-chart) •
3. Untuk mengendalikan banyaknya cacat (c-chart) •
4. Untuk mengendalikan banyaknya cacat per unit (u-chart) •
5. Untuk mengendalikan suatu ukuran (X dan R atau S chart) •
6. Untuk data pengukuran yang bersifat “short run” (Delta)


2.5 Aplikasi Quality Tools bagi dunia Industri
Penggunaan alat dan teknik kualitas sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas dan kinerja perusahaan telah dikenal secara luas sejak orang melihat keberhasilan penerapannya perusahaan-perusahaan di Jepang. Yang menarik adalah bahwa alat dan teknik kualitas tersebut adalah sesuatu yang sederhana dan kebanyakan tidak memerlukan latar belakang pendidikan formal yang tinggi untuk dapat menggunakannya. Ironisnya adalah di balik kesederhanaan alat-alat tersebut pengalaman menunjukkan bahwa banyak perusahaan telah gagal untuk mendapatkan manfaat ketika mereka mencoba menggunakan alat-alat tersebut. Kegagalan ini terutama disebabkan karena para manajer tidak menyadari bahwa manfaat dari alat-alat tersebut bergantung pada kondisi pemakaiannya. Bila lingkungan tidak berada pada kondisi yang rasional dan menguntungkan bagi penggunaan alat tersebut, maka tidak akan pernah terlihat hasil yang nyata dari penggunaan alat-alat tersebut Tulisan ini akan membahas secara singkat beberapa aspek dan faktor penting yang perlu diperhatikan sebagai prasyarat penggunaan alat dan teknik kualitas agar menghasilkan manfaat yang nyata, maksimal dan berdampak untuk jangka panjang.
Aplikasi bagi dunia industri (Manufacture)
Quality Circle untuk memecahkan problem, mengidentifikasi serta menguji beberapa proses perbaikan dan peningkatan pada tingkat yang sederhana
Untuk mencapai peningkatan dalam organisasi secara menyeluruh
Untuk meningkatkan kualitas dan kinerja dari perusahaan
Banyak manfaat yang bertahan untuk jangka waktu yang lama

Teknik, di sisi lain, memiliki aplikasi yang lebih luas dari alat. Akibatnya adalahm sering dibutuhkan lebih banyak pemikiran, keahlian dan pelatihan untuk menggunakanm teknik secara efektif. Dalam pandangan yang sederhana, teknik adalah kumpulan dari beberapa alat. Contohnya, pengendalian proses secara statistik (SPC) menggunakan msejumlah alat seperti gambar/bagan, grafik dan histogram, selain pula metode statistika, yang kesemuanya dibutuhkan untuk penggunaan yang efektif dari teknik SPC tersebut.

Contoh dari teknik-teknik yang sudah dikenal adalah:
Statistical Process Control (SPC);
 Benchmarking;
 Quality Function Deployment (QFD);
 Failure Mode and Effects Analysis (FMEA);
 Design of Experiments (DOE).

Aplikasi bagi dunia industri ( Non Manufacture)
Sesungguhnya kemampuan alat-alat ini tidak hanya terbatas dalam lingkup Quality Control, didalam ilmu displin lainya ilmu ini tidak hanya digunakan dalam manufacture saja , misalnya ahli pilitik yang sedang menghdapi perpecahaan anggota organisasi, atau sedang menghadapi krisis kepercayaan dari para konstituen, dan bila anda menguasai dengan  baik 7 QC Tools, maka dalam menghadapi masalah ini anda dapat berusaha mengumpulkan data dengan metode survey dan menggunakan alat bantu cheksheet , kemudian dengan fishbone telusuri faktor-faktor penyebabnya , kemudian pareto mengetahui prioritas persoalaan dan lain sebgainya , sehingga bisa dianalisis dan dibuat kesimpulan
Aplikasi metodologi tujuh langkah dalam pengendalian kualitas penerapan seven tools
1. Menentukan Pokok Masalah.Jadi sebelum menggunakan alat kualitas maka langkah awal yang perlu dilakukan adalah menetukan apa sebenarnya yang menjadi inti atau poko masalah
2. Memahami situasi dan menentukan target satau sasaran .Langkah kedua setelah inti persoalaan dapat didefenisikan adalah memahami situasi yang melingkupi persoalan
3. Menyusun rencana aktivitas.Langkah ketiga adalah menyusun rencana kegiatan apa saja yang akan dilakukan terkait penyelewsaiaan masalah apa dan pencapaian target/tujuan pemechaan masalah
4. Menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya kerusakaan
5. Menyusu dan mengimplementasikan aktivitas /kegiatan perbaikan
6. Memastikan kegiatan perbaikan dilakukan dengan benar
7. Melakukan pola pengendalian apa yang dihasilkan
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Quality control adalah kegiatan inspecting, testing dan grading dengan menggunakan statistik sebagai analisa data yang tepat sebagai jawaban untuk pembanding dan estimasi yang baik dan yang tidak baik dipisah-pisahkan (grading) untuk mencari mana yang dapat diterima (accept) dan mana yang ditolak.Tujuannya adalah untuk mendapatkan spesifikasi produk atau jasa sesuai dengan kualitas yang diharapkan.dan ada banyak metode yang bias di gunakan dala pengenalian kualitas namun yang terkenal adalah dengan menggunakan Seven tools atau ada yang menyebutnya dengan seven magnificent tools.
3.2 SARAN
Untuk meghasilkan suatu produk, ikutilah prosedur atau tata cara yang ada dengan baik dan seksama serta pahami sifat masing-masing pelanggan agar menghasilkan produk yang berkualitas dan tidak mengecewakan pelanggan. Cara ini bertujuan untuk mengantisipasi jika ada kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan produksi. Tapi jangan pernah berputus asa jika menghadapi kegagalan, karna kegagalan akan memberikan kita pengalaman, dan pengalaman adalah guru yang sangat langka (berharga). Jangan pernah takut untuk melakukan eksperimen-eksperiman dalam dunia Industri
















Komentar

Postingan populer dari blog ini